Home

Thank you

Terima Kasih telah mengunjungi Blog sederhana ini, Semoga bisa memberi manfaat.

Sabtu, 14 Mei 2011

Hubungan Ilmu Sosial Dasar dengan Kessusastraan


            Dengan mempelajari The Humanities orang akan menjadi lebih manusiawi, berbudaya, dan halus. Sastra lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi.

            Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa. Istilah prosa kadang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, atau novel, atau cerita pendek.

Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa
Dalam kesusasteraan Indonesia kita mengenal jenis Prosa Lama dan Prosa Baru.
Prosa Lama meliputi :
1. Dongeng.
2. Hikayat.
3. Sejarah.
4. Epos.
5. Cerita Pelipur Lara.

Prosa Baru meliputi:
1. Cerpen
2. Novel.
3. Biografi.
4. Kisah
5. Otobiografi

Nilai-nilai dalam prosa fiksi
Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1.      Prosa fiksi memberikan kesenangan pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalami sendiri peristiwa tersebut.
2.      Prosa fiksi memberikan informasi Fiksi memberi informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi.
3.      Prosa fiksi memberikan warisan cultural merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti dan warisan budaya bangsa.
4.      Prosa memberikan keseimbangan wawasan Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak individu.

Karya sastra dapat dibagi menjadi dua:
1.      Karya sastra yang menyuarakan aspirasi zamannya, mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki zamannya.
2.      Karya sastra yang menyuarakan gejolak zamannya, biasanya untuk merenung.

Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Puisi:
            Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam dan Tuhan melalui media bahasa yang artistik/estetik yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.

            Kepuitisan, keartistikan atau keestetikaan bahasa puisi disebabkan oleh kreatifitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1.      Figura bahasa seperti gaya personifikasi (penjelmaan), metafora (kiasan), Perbandingan, alegori (kiasaan), sehingga puisi menjadi segar dan menarik.
2.      Kata-kata yang ambiquitas , yaitu kata-kata yang bermakna ganda.
3.      Kata-kata yang berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup.
4.      Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai rasa dana sosiasi tertentu.

Alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut:
     1.      Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
     Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang disebut “imaginative entry”, yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang dituangkan penyair dalam puisinya.
     
     2.      Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual;
     Dengan membaca puisi, mahasiswa dapat diajak untuk menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia.

     3.      Puisi dan keinsyafan sosial.
     Puisi juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang terlibat dalam isue dan problem sosial. Secara imajinatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa:
·         Penderitaan atas ketidakadilan;
·         Perjuangan untuk kekuasaan;
·         Konflik dengan sesamanya;
·         Pemberontakan kepada hukum Tuhan.

            Puisi–puisi umumnya sarat akan nilai-nilai etika, estetika dan juga kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi-puisi adalah cinta kasih yang terdapat di dalamnya kasih sayang, cinta, kemesraan dan renungan. Cinta kasih itu kadang-kadang tidak berdiri sendiri, ia sering berpadu dengan nilai-nilai kemanusiaan yang lain seperti penderitaan (kesepian, kesedihan, keputusasaan dan lain-lain).

            Setiap kegiatan social memiliki cara-caranya sendiri yang memberikan pengertian bahwa dari suatu hal yang telah lama dilakukan akan membudaya dengan kuat, dan ditiru dari berbagai segi, seperti contoh dari segi seni atau kesussastraan.

Semoga bermanfaat:

Sumber bahan referensi:
-          Buku IBD Univ.Gunadarma

0 komentar:

Posting Komentar

Attention!!!

Terima kasih untuk tidak melakukan cofy/paste pada semua tulisan yang berada di blog ini tanpa seijin author, kecuali memasukan alamat sumber dari blog ini...