Disuatu
kerajaan terdapat seorang raja yang memiliki harta yang melimpah, dan
beristrikan 3 orang. Dari ketiga istrinya ini, ada satu istri yang sangat ia
cinta dan sayangi, harta dan perhiasan ia berikan kepada istri mudanya ini,
berbeda dengan istri keduanya yang diberikan kasih sayang dan cinta yang lebih
sedikit dibanding istri yang ketiga. Terlebih kepada istri yang pertamanya ini
lebih menyedihkan, yaitu dia hanya diberikan cinta dan kasih sayang yang
seadanya dari sang raja, ia lebih terlalaikan dibanding kedua istri muda sang raja,
namun ia ikhlas dengan keadaan itu.
Singkat
cerita, saat itu sang raja berusia sekitar 60 tahunan dan ia jatuh sakit, ia
hanya bisa berbaring dikamarnya. Suatu hari sang raja memanggil kedua istri
mudanya, sedangkan istri pertamanya sedang sakit dan beristirahat dikamar,
kemudian sang raja bertanya kepada kedua istri mudanya, ” wahai istriku, apabila aku meninggal akankah diantara kamu
menemaniku kedalam kubur?”, lalu istri ketiga sang raja menjawab,” aku tidak ingin menemani
raja kedalam kubur, ku lebih baik tinggal dirumah untuk menjaga rumah saja”.
Sang raja merasa sedih mendengar itu, kemudian Istri kedua sang raja menjawab,”
aku akan siap menemani raja, namun ku tidak mau menemani raja kedalam kubur,
mungkin ku hanya bisa mengantar raja saja” rajapun semakin sedih mendengarnya.
Setelah
mendengar kedua jawaban dari istri mudanya, mengalirlah air mata sang raja ia
termenung, ia sudah memberikan apa saja yang istrinya inginkan, namun saat ia
membutuhkan mereka hanya memberikan jawaban yang menyedihkan hati sang raja.
Saat raja termenung, istri pertama sang raja menjawab,” akulah yang akan
menemanimu didalam kubur wahai raja”, sang rajapun merasakan sedih teramat
sangat, air matanya semakin deras mengalir karena ia sadar, dibandingkan kedua
istri mudanya hanya istri yang pertama inilah yang ia bedakan, ia sering melalaikan
kasih sayang terhadapnya, ia kurang memperhatikannya, namun ketika sang raja membutuhkan
siapa yang bisa menemaninya ketika ia wafat kelak, hanya istri pertamanyalah
yang bisa menjawab bahwa dial yang bisa menemaninya hingga saat wafat. Kemudian
3 hari kemudian atas ijin Yang Maha Kuasa, sang raja dan istri pertamanyapun
meninggal dengan waktu bersamaan.
Dari
uraian cerita tersebut, dapat memberikan makna dan pelajaran yang sangat dalam
kepada kita sebagai manusia yang masih diberi kehidupan didunia ini. Pernahkah
kita merenungkan, dari cerita tersebut yaitu ibaratkan seorang raja adalah diri
kita, dan istri yang paling mudanya ini, yang selalu raja perhatikan lebih
diberikan cinta dan kasih sayang, dan segalanya diberikan, namun saat raja
meninggal ia tidak bisa menemaninya, kita ibaratkan ini sebagai harta dan
kekayaan kita didunia ini yang sering kita manjakan diri ini untuknya, kita
agung-agungkan harta kita, hingga kita pertaruhkan hidup kita hanya untuk harta
dan kekayaan semata, namun saat kita meninggal, tidak ada sedikitpun yang
menyertai kita.
Dan istri
raja yang kedua, ia memang bisa menemani raja saat ia mati, namun hanya bisa
mengantarkan hingga sampai liang lahat, ini kita ibaratkan keluarga dan sanak
sodara kita yang hanya bisa mengantarkan kita, mendoakan kita, namun tidak bisa
menemani kita saat menempati peristirahatan terakhir.
Kemudian
yang terakhir, yaitu istri pertama raja yang sering dilalaikan kasih sayang dan
cintanya dari raja, kurang perhatian dari sang raja, namun saat raja meninggal
hanya dialah yang bisa menemani raja saat raja tiba diperistirahatan terakhir.
Ini diibaratkan sebagai amal perbuatan dan ibadah kita, yang sering kita
lalaikan, sering kita tinggalkan, seperti ketika anak yatim yang kelaparan tapi
kita tidak menghiraukan, namun kadang kita tidak sadar bahwa hanya inilah yang
bisa kita bawa, yang bisa menemani kita diakhirat kelak. Kemudian kita sendiri akan
menjawab apa dan bertanggungjawab apa dihadapan Allah kelak jika pembekalan
kita hanya sedikit didunia ini??
Semoga, setelah
membaca cerita ini kita semua bisa tersadar kembali untuk lebih berintrosfeksi
diri, seperti sudahkah kita menjawab panggilannya langsung saat Ia memanggil kita
diwaktu adzan? Sudahkah kita menjauhi segala yang Ia larang terhadap kita, atau
malah kita dekati dan jalani larangan-Nya itu?, semoga Allah mendengarkan doa
kita agar menjadi manusia yang berkualitas akhlaknya, ilmunya, selalu
mengingat-Nya dan terus bisa mencari jalan Ridha-Nya, Amin…
Manteb, renungan yang bisa membuat sadar bahwa teman sejati kita adalah AMAL :)
BalasHapus